Perkembangan perpustakaan,
masih akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Perpustakaan terus
menjalani perkembangannya dari collection-centric
menuju client-focused, dimana pada collection-centric keberadaaan koleksi
merupakan bagian yang sangat diperhatikan. Perpustakaan collection-centric, difokuskan pada perolehan, pengorganisasian,
penyimpanan dan pelestarian informasi yang dibutuhkan untuk memudahkan
pencarian dan penggunaan. Dengan memanfaatkan ruang-ruang yang ada di
perpustakaan sebagai tempat untuk menyimpan koleksi dan pelestarian koleksi
sehingga ruang untuk pengguna sangat sedikit. Pada perpustakaan collection-centric, pustakawan dan staf
perpustakaan dituntut dan dilatih untuk lebih kepada pengelolaan koleksi
termasuk pengadaaan sampai perawatan koleksi, membuat kebijakan koleksi,
kebijakan penanganan koleksi dan kebijakan pemanfaatan koleksi. Perhatian pada
koleksi menjadi hal yang sangat penting pada perpustakaan collection-centric, terlihat dari kebijakan-kebijakan yang dibuat,
seperti kebijakan pemanfaatan koleksi oleh pengguna, dimana tata cara dalam
mengambil buku, menggunakannya, serta tempat untuk membaca menjadi hal yang
sangat penting. Apabila koleksi mengalami kerusakan seperti sobekan, kertas
yang rusak, jilid buku yang rusak, maka staf akan melalukan perbaikan dan
perawatan khusus sampai koleksi tersebut layak digunakan kembali.
Namun, diabad ke-21 sejumlah
perubahan yang ditimbulkan oleh teknologi, ledakan sumber informasi, pertumbuhan
jumlah akses terbuka dan sumber daya pendidikan terbuka sehingga dengan demikian
mengubah kebutuhan pengguna, dimana pengguna terlebih para peneliti lebih
menuju kepada penggunaan informasi yang ada pada internet (Saroja,2015), hal ini
tentunya menyebabkan perubahan yang besar pula bagi perpustakaan dari collection-centic ke perpustakaan user-centric, pegeseran dari pengelolaan
ke pemanfaatan koleksi. Pada perpustakaan user-centric
mengutamakan pengembangan metadata, layanan penelusuran, layanan pemustaka dan
tetap pada keamanan koleksi. Tentunya user-centric
memberikan dampak positif bagi perpustakaan seperti meningkatnya efisensi
operasional, dan mempermudah pustakawan dalam pengelolaan teknis. Selain itu
pustakwaan juga mendapatkan tugas baru yaitu bagaimana mereka dapat memberikan
layanan pengguna yang lebih baik.
Pustakawan harus mampu
menyediakan layanan baru bagi pengguna, dengan memberikan fasilitas akses informasi
yang lebih luas, lebih membangun komunikasi yang cepat dan baik kepada pengguna,
dan fokus pada kenyamanan pengguna. perpustakaan user-centric tidak lagi ditentukan oleh koleksi, penyimpanan dan
bentuk koleksi yang memakai sebagian besar ruangan, tapi perlu untuk mendorong
interaksi antara pengguna perpustakaan dan staf perpustakaan dan ruang yang
lebih luas untuk kebutuhan pengguna. dengan menciptakan ruang perpustakaan yang
menarik dan menarik telah ditunjukkan untuk membawa orang ke perpustakaan fisik
untuk menggunakan sumber daya virtual (Saroja,2015).
Pada perpustakaan collection-cetric mengutamakan pada bagaimana
koleksi dikelola sangat baik pengadaaan
sampai perawatan koleksi, membuat kebijakan koleksi, kebijakan penanganan
koleksi dan kebijakan pemanfaatan koleksi, dengan tujuan agar tetap terpenuhinya
kebutuhan informasi pengguna, namun berdampak pada pengguna dimana waktu
pengguna lebih lama dalam memperoleh informasi dan kurangnya kenyamanan
pengguna dikarenakan kurangnya ruang dan interaksi antar pengguna dan pustakawan,
sedangkan perpustakaan user-centric
memanfaatkan keberadaan teknologi untuk mengembangkan perpustakaan dan
menghilangkan kekakuan antara pengguna dan pustakawan, dimana pustakawan
terbantu dalam pelayanan teknis, dan dapat fokus pada pelayanan pengguna dengan
lebih mengetahui apa yang dibutuhkan pengguna saat ini, yang kemudian mendorong
pustakawan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mewujudkan perpustakaan yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Saroja,G
and Fatima, Minhaj. 2015. Collection
Centric to User Centric Academic Library Spaces: Building Requirements of Net
Generation Users. Volume 3, Special Issue, pp. 225-236
Barangkali bisa ditambahkan bahwa kajian tentang user behavior, user learning style, dan kepuasan pemustaka menjadi semakin penting apabila perpustakaan ingin melakukan perubahan sehingga bisa memenuhi kebutuhan (dan keinginan) pemustakanya.
BalasHapus